Senin, 14 Oktober 2013

Kelainan Herediter dan Congenital










Kongenitel
Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasiI konsepsi sel telur. Kelainan kongenital dapat merupakan sebab penting terjadinya abortus, lahir mati atau kematian segera setelah lahir. Manifestasi kelainan kongenital selalu sudah ada sejak saat lahir. Penyebab langsung kelainan kongenital sering kali sukar diketahui. Pertumbuhan embryonal dan fetaI dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor genetik, faktor lingkungan atau kedua faktor secara bersamaan. Beberapa faktor etiologi yang diduga dapat mempengaruhi terjadinya kelainan kongenital antara lain:
 
1.             Kelainan Genetik dan Khromosom.

Kelainan genetik pada ayah atau ibu kemungkinan besar akan berpengaruh atas kelainan kongenital pada anaknya. Di antara kelainan-kelainan ini ada yang mengikuti hukum Mendel biasa, tetapi dapat pula diwarisi oleh bayi yang bersangkutan sebagai unsur dominan ("dominant traits") atau kadang-kadang sebagai unsur resesif.
Dengan adanya kemajuan dalam bidang teknologi kedokteran, maka telah dapat diperiksa kemungkinan adanya kelainan kromosom selama kehidupan fetal serta telah dapat dipertimbangkan tindakan-tindakan selanjutnya. Berikut nama penyakit jumlah kromosom.
1)        Sindrom turner 2n-1 ( monosomi ) Wanita dengan perkembangan sex terhambat, payudara tidak tumbuh, bertubuh pendek,mandul
2)        Sindrom klinefelter 2n+ 1 ( trisomi) Laki- laki dengan kecenderungan seperti wanita, payudara tumbuh, testis tidak tumbuh, dan mental terbelakang
3)        Sindrom patau 2n+ 1 ( trisomi )
Pada autosom no. 13, 14, 15 Tanda kelainan jarang ditemukan karena pada umumya penderita mati setelah beberapa jam atau hari dilahirkan
4)        Sindrom down 2n+ 1 ( trisomi )
Pada autosom no. 21 Tubuh pendek, terbelakang mental, mata sipit, lidah tebal
5)        Sindrom edwards 2n+ 1 ( trisomi ) Wanita normal tetapi ciri- ciri sekunder wanita tidak berkembang, ada yang schizoprenia
 Faktor mekanik
Tekanan mekanik pada janin selama kehidupan intrauterin dapat menyebabkan kelainan hentuk organ tubuh hingga menimbulkan deformitas organ cersebut. Faktor predisposisi dalam pertumbuhan organ itu sendiri akan mempermudah terjadinya deformitas suatu organ. Sebagai contoh deformitas organ tubuh ialah kelainan talipes pada kaki sepcrti talipes varus, talipes valgus, talipes equinus dan talipes equinovarus (clubfoot)
Faktor infeksi.
Infeksi yang dapat menimbulkan kelainan kongenital ialah infeksi yang terjadi pada periode organogenesis yakni dalam trimester pertama kehamilan. Adanya infeksi tertentu dalam periode organogenesis ini dapat menimbulkan gangguan dalam pertumbuhan suatu organ rubuh. Infeksi pada trimesrer pertama di samping dapat menimbulkan kelainan kongenital dapat pula meningkatkan kemungkinan terjadinya abortus. Sebagai contoh infeksi virus pada trimester pertama ialah infeksi oleb virus Rubella. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita infeksi Rubella pada trimester pertama dapat menderita kelainan kongenital pada mata sebagai katarak, kelainan pada sistem pendengaran sebagai tuli dan ditemukannya kelainan jantung bawaan. Beberapa infeksi lain pada trimester pertama yang dapat menimbulkan kelainan kongenital antara lain ialah infeksi virus sitomegalovirus, infeksi toksoplasmosis, kelainan-kelainan kongenital yang mungkin dijumpai ialah adanya gangguan pertumbuhan pada system saraf pusat seperti hidrosefalus, mikrosefalus, atau mikroftalmia.
Faktor Obat
Beberapa jenis obat tertentu yang diminum wanita hamil pada trimester pertama kehamilan diduga sangat erat hubungannya dengan terjadinya kelainan kongenital pada bayinya. Salah satu jenis obat yang telah diketahui dagat menimbulkan kelainan kongenital ialah thalidomide yang dapat mengakibatkan terjadinya fokomelia atau mikromelia. Beberapa jenis jamu-jamuan yang diminum wanita hamil muda dengan tujuan yang kurang baik diduga erat pula hubungannya dengan terjadinya kelainan kongenital, walaupun hal ini secara laboratorik belum banyak diketahui secara pasti. Sebaiknya selama kehamilan, khususnya trimester pertama, dihindari pemakaian obat-obatan yang tidak perlu sama sekali; walaupun kadang-kadang sukar dihindari karena calon ibu memang terpaksa harus minum obat. Hal ini misalnya pada pemakaian trankuilaiser untuk penyakit tertentu, pemakaian sitostatik atau prepaat hormon yang tidak dapat dihindarkan; keadaan ini perlu dipertimbangkan sebaik-baiknya sebelum kehamilan dan akibatnya terhadap bayi.
Faktor umur ibu
Telah diketahui bahwa mongoIisme lebih sering ditemukan pada bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu yang mendekati masa menopause. Di bangsal bayi baru lahir Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo pada tahun 1975-1979, secara klinis ditemukan angka kejadian mongolisme 1,08 per 100 kelahiran hidup dan ditemukan resiko relatif sebesar 26,93 untuk kelompok ibu berumur 35 tahun atau lebih; angka keadaan yang ditemukan ialah 1: 5500 untuk kelompok ibu berumur < 35 tahun, 1: 600 untuk kelompok ibu berumur 35-39 tahun, 1 : 75 untuk kelompok ibu berumur 40 - 44 tahun dan 1 : 15 untuk kelompok ibu berumur 45 tahun atau lebih.
Faktor hormonal
Faktor hormonal diduga mempunyai hubungan pula dengan kejadian kelainan kongenital. Bayi yang dilahirkan oleh ibu hipotiroidisme atau ibu penderita diabetes mellitus kemungkinan untuk mengalami gangguan pertumbuhan lebih besar bila dibandingkan dengan bayi yang normal
Faktor radiasi
Radiasi ada permulaan kehamiIan mungkin sekali akan dapat menimbulkan kelainan kongenital pada janin. Adanya riwayat radiasi yang cukup besar pada orang tua dikhawatirkan akan dapat mengakibatkan mutasi pada gene yang mungkin sekali dapat menyebabkan kelainan kongenital pada bayi yang dilahirkannya. Radiasi untuk keperluan diagnostik atau terapeutis sebaiknya dihindarkan dalam masa kehamilan, khususnya pada hamil muda.
Faktor gizi
Pada binatang percobaan, kekurangan gizi berat dalam masa kehamilan dapat menimbulkan kelainan kongenital. Pada manusia, pada penyelidikan-penyelidikan menunjukkan bahwa frekuensi kelainan kongenital pada bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu yang kekurangan makanan lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi-bayi yang lahir dari ibu yang baik gizinya. Pada binatang percobaan, adanya defisiensi protein, vitamin A ribofIavin, folic acid, thiamin dan lain-Iain dapat menaikkan kejadian &elainan kongenit

 Faktor Kelainan Metabolisme
Kelainan struktur atau kelainan metabolisme terjadi akibat: hilangnya bagian tubuh tertentu kelainan pembentukan bagian tubuh tertentu kelainan bawaan pada kimia tubuh. Kelainan struktur utama yang paling sering ditemukan adalah kelainan jantung, diikuti oleh spina bifida dan hipospadia. Kelainan metabolisme biasanya berupa hilangnya enzim. Contoh dari kelainan metabolisme adalah penyakit Tay-Sachs (penyakit fatal pada sistem saraf pusat) dan fenilketonuria.

MACAM –MACAM KELAINAN KONGENITAL

A.    bibir atau langit-langit mulut (sumbing)
Terjadi jika selama masa perkembangan janin, jaringan mulut atau bibir tidak terbentuk sebagaimana mestinya.
Bibir sumbing adalah suatu celah diantara bibir bagian atas dengan hidung. Langit-langit sumbing adalah suatu celah diantara langit-langit mulut dengan rongga hidung.
B.     Defek tabung saraf
Terjadi pada awal kehamilan, yaitu pada saat terbentuknya bakal otak dan korda spinalis. Dalam keadaan normal, struktur tersebut melipat membentuk tabung pada hari ke 29 setelah pembuahan. Jika tabung tidak menutup secara sempurna, maka akan terjadi defek tabung saraf.
Ada dua macam defek tabung saraf yang paling sering ditemukan:
    Spina bifida, terjadi jika kolumna spinalis tidak menutup secara sempurna di sekeliling korda spinalis.
    Anensefalus, terjadi jika beberapa bagian otak tidak terbentuk.
C.    Kelainan jantung
Kelainan yang misal terjadi :
    Defek septum atrium dan ventrikel (terdapat lubang pada dinding yang meimsahkan jantung kiri dan kanan)
    Patent ductus arteriosus (terjadi jika pembuluh darah yang penting pada sirkulasi janin ketika masih berada di dalam rahim; setelah bayi lahir, tidak menutup sebagaimana mestinya)
    Stenosis katup aorta atau pulmonalis
    Koartasio aorta (penyempitan aorta)
    Transposisi arteri besar (kelainan letak aorta dan arteri pulmonalis)
    Sindroma hipoplasia jantung kiri (bagian jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh tidak terbentuk sempurna)
    Tetralogi Fallot (terdiri dari stenosis katup pulmonalis, defek septum ventrikel, transposisi arteri besar dan hipertrofi ventrikel kanan).
Pemakaian obat tertentu pada kehamilan trimester pertama berperan dalam terjadinya kelainan jantung bawaan (misalnya obat anti-kejang fenitoin, talidomid dan obat kemoterapi). Penyebab lainnya adalah pemakaian alkohol, rubella dan diabetes selama hamil
D.    Cerebral palsy
Biasanya baru diketahui beberapa minggu atau beberapa bulan setelah bayi lahir, tergantung kepada beratnya kelainan.
E.     Clubfoot
Istilah clubfoot digunakan untuk menggambarkan sekumpulan kelainan struktur pada kaki dan pergelangan kaki, dimana terjadi kelainan pada pembentukan tulang, sendi, otot dan pembuluh darah.
F.     Dislokasi panggul bawaan
Terjadi jika ujung tulang paha tidak terletak di dalam kantung panggul.
G.     Hipotiroidisme kongenital
Terjadi jika bayi tidak memiliki kelenjar tiroid atau jika kelenjar tiroid tidak terbentuk secara sempurna.
H.    Fibrosis kistik
Penyakit ini terutama menyerang sistem pernafasan dan saluran pencernaan. Tubuh tidak mampu membawa klorida dari dalam sel ke permukaan organ sehingga terbentuk lendir yang kental dan lengket.
I.       Defek saluran pencernaan
Saluran pencernaan terdiri dari kerongkongan, lambung, usus halus dan usus besar, rektum serta anus.
Diantaranya adalah:
    Atresia esofagus (kerongkongan tidak terbentuk sempurna)
    Hernia diafragmatika
    Stenosis pilorus
    Penyakit Hirschsprung
    Gastroskisis dan omfalokel
    Atresia anus
    Atresia bilier
J.      Sindroma Down
Merupakan sekumpulan kelainan yang terjadi pada anak-anak yang dilahirkan dengan kelebihan kromosom nomor 21 pada sel-selnya. Mereka mengalami keterbelakangan mental dan memiliki wajah dan gambaran fisik lainnya yang khas; kelainan ini sering disertai dengan kelainan jantung.






Herediter
kelainan keturunan/kelainan herediter adalah kelainan yang dapat diwariskan pada keturunannya. Timbulnya kelainan keturunan/herediter, tidak lepas dari sifat dan perilaku gen sebagai pembawa berbagai macam informasi genetik tersebut. Gen inilah yang membawa informasi bagaimana bentuk hidung, warna kulit (kuning, hitam atau coklat), jenis rambut (lurus, keriting, atau ikal), kecenderungan untuk menderita penyakit tertentu dan lain-lain yang kesemuanya ini membentuk fenotip.
Fenotip seseorang dapat mirip ibu, ayah ataupun campuran keduanya. Hal ini tergantung dari ekspresi gennya. Gen yang kuat dalam istilah genetika disebut gen dominan sedang gen yang lemah disebut gen resesif. Dalam pembentukan fenotip, ada gen yang tak berdiri sendiri namun dipengaruhi lingkungan. Bila lingkungan yang ada sampai mengubah fungsi gen, ini yang disebut mutasi gen, dan mutasi gen ini akan diwariskan ke generasi berikutnya. Penyebab mutasi gen ini bisa beragam. Dari sinar radioaktif, zat kimia, infeksi bakteri hingga virus.
Seseorang yang memiliki gen dominan akan menampakkan keadaan dominan tersebut, sehingga mudah diketahui, dan usaha pencegahan penyakitnya juga lebih mudah.
Penyakit gen resesif lebih merupakan masalah karena seorang yang memiliki gen resesif merupakan pembawa (carrier) dan tak menampakkan penyakitnya. Dengan demikian, tanpa disadari ia akan terus menyebarkan gen resesif pada keturunannya. Bila terjadi perkawinan antarsesama carrier untuk suatu penyakit resesif, barulah dapat muncul gejala penyakit tersebut, sehingga perkawinan antardua orang yang berhubungan keluarga, akan memperbesar risiko pemunculan penyakit genetik.
Bila seseorang memiliki penyakit gen dominan menikah dengan orang normal, maka tiap anak memiliki kemungkinan 50 persen untuk mewarisi gen dominan tersebut. Dan bila seseorang memiliki penyakit gen resesif menikah dengan orang normal, maka seluruh anaknya akan mewarisi gen resesif tetapi mereka hanya menjadi pembawa gen.
Bila seorang pembawa gen resesif menikah dengan penderita kelainan yang sama maka tiap anak memiliki kemungkinan persen untuk menderita kelainan dan persen untuk menjadi pembawa.

MACAM –MACAM KELAINAN HEREDITER
KELAINAN PADA GEN

Polidaktili
Kelainan yang diwariskan oleh gen autosom dominan P, sehingga mempunyai jumlah jari lebih pada tangan atau kakinya. Pada orang yang normal, gen autosom homozigot pp.

Brakhidaktili (jari pendek)
Tulang pada ujung jari-jari pendek dan tumbuh menjadi satu. Disebabkan oleh gen dominan B dan heterozigot Bb.

Phenylthiocarbamida (PTC)
Sebagian orang, zat ini terasa pahit, tetapi sebagian lagi tidak merasakannya. Blakeslee membuktikan bahwa kemampuan mengecap PTC adalah herediter (keturunan) yang diturunkan oleh gen dominan T. Sehingga seorang taster kemungkinan mempunyai genotip TT atau Tt.
Laki-laki taster (homozigot) bila menikah dengan perempuan nontaster akan mempunyai anak yang semuanya taster.
Dua orang taster heterozigot menikah maka ¾ dari jumlah anaknya diperkirakan taster sedangkan ¼ dari anaknya nontaster.

Thalassemia
Penyakit darah bawaan yang menyebabkan sel darah merah pecah (hemolisis). Thalassemia merupakan kelainan genetik yang ditandai dengan berkurang atau tidak adanya sintesa rantai hemoglobin, sehingga hanya mempunyai kemampuan sedikit untuk mengikat oksigen.

Dentinogenesis imperfecta (gigi opalesen)
Kelainan pada gigi manusia. Dentin berwarna putih seperti air susu (opalesen). Penyebabnya : gen dominan D, sedangkan alelnya resesip d bila homozigot menyebabkan gigi normal.

Anonychia
Kelainan kuku dimana kuku tidak tumbuh pada jari tangan atau kaki. Kuku biasanya sama sekali tidak ada pada jari telunjuk dan jari tengah, kadang-kadang pada ibu jari. Penyebabnya : gen dominan An pada autosom.

Retinal aplasia
Kelainan pada mata yang mengakibatkan orang lahir dalam keadaan buta. Penyebabnya : gen dominan Ra.

Mata Biru
Timbul karena pantulan cahaya dari granula melanin yang terdapat pada iris.
Genotip bb _ sedikit melanin _ biru
BB _ melanin _ coklat hingga hitam
Orang bermata coklat tua atau hitam homozigot menikah dengan orang bermata biru, keturunannya bermata hitam heterozigot.

Cystic fibrosis
Kelainan dalam metabolisme protein yang mengakibatkan kerusakan organ (pankreas, infeksi pernapasan yang kronis). Penyakit ini ditentukan oleh gen resesip cf, sehingga penderita memiliki genotip cfcf.

Penyakit Tay-Sachs
Homozigot resesif. Urat sarafnya mengalami kemunduran, akibatnya penderita kehilangan kemampuan intelektual dan otot-ototnya menjadi lemah. Jika menyerang penglihatan, menyebabkan kebutaan.

KELAINAN PADA KROMOSOM

Sindroma Turner
Tubuh pendek, leher pendek, dada lebar, tanda kelamin sekunder tidak berkembang, dalam keadaan ekstrim kulit pada leher sangat kendur sehingga mudah ditarik ke samping.
Terjadinya sindroma turner
Monosomi X mungkin terjadi karena adanya nondisjunction diwaktu ibunya membentuk sel telur
Kemungkinan lain, disebabkan hilangnya sebuah kromosom kelamin selama mitosis setelah zygot XX atau XY terbentuk.

Sindroma Klinefelter
Tumbuh payudara, pertumbuhan rambut kurang, lengan dan kaki ekstrim panjang sehingga seluruh tubuh tampak tinggi, suara tinggi seperti wanita, testis kecil, alat genitalia tampak normal tapi spermatozoa biasanya tidak dibentuk.

Sindroma Triple –X
Alat kelamin dalam dan payudara tidak berkembang, mental abnormal, intelegensi kurang, menstruasi sangat tidak teratur.

Sindrom Jacobs
Ukuran tubuh ekstrim tinggi, intelegensinya mempunyai IQ antara 80-118.

Sindroma Down
Tubuh pendek dan puntung, lengan atau kaki bengkok, kepala lebar, wajah membulat, mulut selalu terbuka, ujung lidah besar, hidung lebar dan datar, kedua lubang hidung terpisah lebar, jarak kelopak mata lebar, kelopak mata mempunyai lipatan epikantus sehingga mirip dengan orang oriental, iris mata kadang berbintik, IQ rendah antar 25-75, mempunyai kelainan jantung dan tidak resisten terhadap penyakit.

Sindroma Patau
Mendatangkan kematian pada usia sangat muda, dalam 3 bulan pertama kelahiran.
Tanda-tanda : cacat mental dan tuli, celah bibir, polidaktili, mata kecil, kelainan otak, jantung, ginjal, dan usus, tangan dan kaki tampak rusak.

Sindroma Edwards
Memiliki banyak bentuk kelainan yaitu telinga rendah, rahang bawah rendah, mulut kecil, tuna mental, ginjal dobel dan tulang dada pendek.

KELAINAN AKIBAT PERUBAHAN STRUKTUR KROMOSOM

Delesi
Peristiwa hilangnya sebagian kromosom karena patah. Penderita biasanya meninggal waktu masih bayi atau kanak-kanak.

Duplikasi
Peristiwa adimana ada bagian kromosom yang memiliki gen berulang.

Inversi
Peristiwa dimana bagian dari kromosom memiliki urutan gen yang terbalik.
Inversi parasentris : sentromer terletak di sebelah luar dari bagian yang mengalami inversi.
Inversi perisentris : sentromer terletak di dalam bagian yang mengalami inversi.

Kromosom Cincin
Kromosom mengalami patah di dua tempat secara perisentris. Setelah bagian yang patah lepas, bagian kromosom itu melekuk membulat dan ujung-ujungnya saling melekat.

Anodontia
Kelainan herediter oleh gen resesif pada kromosom-X. Penderita tidak memiliki benih gigi di dalam tulang rahangnya

Hemofilia
Penyakit keturunan yang mengakibatkan darah sukar membeku saat terluka. Terpaut gen resesip h. Perempuan normal homozigot (HH) menikah dengan laki-laki hemofilia (h-) anak perempuan maupun laki-laki yang normal. Genotip hh bersifat letal

Sindroma Lesch-Nyhan
Ada pembentukan purin yang berlebihan terutama basa guanin. Tanda-tanda : kejang otot tanpa sadar, tuna mental, merusak jari-jari tangan dan jaringan bibir.

Hidrosefali terangkai-X
Penyakit yang ditandai dengan besarnya kepala karena ada penimbunan cairan cerebrospinal di dalam ruang otak. Mengakibatkan gangguan mental, kehilangan kemampuan bergerak dan meninggal dunia. Penyebabnya : gen resesip terangkai-X.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar